Powered By Blogger

Senin, 26 September 2011

CUEX IS THE BEST

Gak jarang, bad mood muncul kerena orang lain. Misalnya tetangga yang suka bergunjing, atau ada orang bersuit menggoda Kamu di ujung gang. Bisa juga bad mood muncul karena Kamu baru menyaksikan rekan kerja sedang berusaha menjilat atasan. Atau Kamu merasa diri Kamu dijelek-jelekkan orang lain.

Saat seseorang membuat Kamu marah, tekanan darah Kamu langsung naik dan tegangan tersebut menjadikan Kamu bad mood. Sumbu kamu menjadi pendek dan dalam beberapa detik, kamu meledak dan bernafsu balas dendam.
Saya punya saran!! Tips yang jitu untuk membalas dendam yang paling baik adalah membuat diri sendiri happy.

Asiiiikkk..... Nah, cara membuat diri sendiri berbahagia adalah dengan sikap cuek terhadap gosip dan hasutan yang memancing. Jangan hiraukan pengacau suasana hati kamu. Jangan biarkan kamu menghabiskan waktu untuk gangguan-gangguan yang menjengkelkan. Waktu kamu jauh lebih berharga untuk mencari kebahagiaan dari pada memikirkan pelampiasan dendam. Jangan mau mendengarkan pengaduan teman yang sok memberi perhatian, padahal sesungguhnya sedang mengacaukan hidup kamu.

Kalau ada orang bergunjing, tertawalah.... Pikirkan sesuatu yang lucu yang akan membuat kamu tertawa geli. Tertawa akan memperbaiki suasana hati, tertawa akan menciptakan circumstances positif bagi emosi kamu. Tertawa akan melepaskan rasa penat dalam jiwa kamu.

Ketika kehidupan kita sedang di kepung oleh berbagai hal negatif yang membuat rasa marah, dongkol, be-te, dst. Cobalah untuk membangun perlawanan untuk menangkal getaran-getaran negatif tersebut. Caranya sederhana, yaitu TERTAWA...

Minggu, 11 September 2011

Mengendalikan Amarah Dalam Jiwa


Dulu, aku orang yang bersifat pemarah. Aku tidak bisa meredam amarahku setiap hari. Ayahku menyadari hal ini.

Untuk mengurangi rasa amarahku, Ayahku memberikan sekantong paku dan mengatakan kepadaku agar aku memakukan paku itu ke pagar di belakang rumah tiap kali aku marah.

Hari pertama aku bisa memakukan 48 paku ke pagar belakang rumah. Namun secara bertahap jumlah itu berkurang. Aku menyadari bahwa lebih mudah menahan amarah ketimbang memaku paku ke pagar. Akihrnya aku bisa menahan dan mengendalikan amarah ku yang selama ini telah memburuku. Aku memberitakukan hal ini kepada Ayahku.

Ayahku mengatakan agar aku mencabut satu paku di pagar setiap hari dimana aku tidak marah. Hari-hari berlalu dan tidak terasa paku-paku yang tertancap tadi telah aku cabut dan lepaskan semua. Aku memberitahukan hal ini kepada Ayahku bahwa semua paku telah aku cabut.

Ayah tersenyum memandangku, dan ia menuntunku ke pagar. Dan berkata “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas.”

Aku menyadari hal ini bahwa aku setiap kali marah aku teringat pada orang yang aku dendam tersebut. Ayah tambah berkata “Seperti lubang ini … di hati orang lain. Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu … Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada …dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik …”

Terima Kasih Ayah, kini aku dapat meredam dan mengendalikan amarahku setiap saat dan setiap waktu.